Insiden pemukulan dipicu oleh rumor yang beredar beberapa hari sebelumnya bahwa PWG telah membakar bendera Bonek. Rumor ini beredar melalui situs jejaring sosial dan SMS di Surabaya.
Vokalis Sansan, drummer Aldy dan keyboardist Omo hadir lebih dulu sementara bassist/vokalis Dochi kemudian datang menyusul kemudian. Satu-satunya personel PWG yang absen di wawancara hari itu adalah pemain bass Ayi yang sedang ada kegiatan lain.
Mengapa bisa terjadi insiden pemukulan tersebut?
Sansan: Itu karena isyu, fitnah. Sehari sebelum (kejadian) gue nggak tahu apa-apa. Waktu itu BlackBerry gue mati. Pas hidup lagi gue lihat di timeline ramai tweet anak-anak yang bilang “jangan percaya gossip yah, itu fitnah,” ya semacam itulah. Gue tanya ada apa? Ternyata beredar fitnah kalau kami membakar bendera Bonek, padahal besoknya kami mau manggung di Surabaya. Waktu gue tanya Reggie (road manager PWG) kabarnya sudah diklarifikasi di Facebook. Dan paginya kami berangkat ke Surabaya, ternyata isyu itu masih beredar kencang. Disana juga gue ketemu sama dorks (fans PWG) di hotel dan ngobrol-ngobrol. Akhirnya Reggie ngabarin kalau kami batal manggung, katanya panitia didesak kepolisian, dan kepolisian juga di desak sama Bonek, katanya kalau tetap manggung acara akan dibikin rusuh.
Sansan: Isu ini beredar seminggu sebelum kami datang ke Surabaya. Sebenarnya kami sudah mediasi dengan pihak Bonek di Bandung (pekan lalu). Ketemuan dengan komandan Bonek dan humasnya di Bandung. Tujuan utama kami ke Bandung melakukan press conference untuk mengklarifikasi insiden itu. Yang datang ke Bandung dari pihak Bonek ada komandannya Amin Gimbal, Haji Imran, tokoh masyarakat Surabaya. Ada perwakilan Viking (supporter Persib Bandung) juga, karena Viking sama Bonek kan akrab tuh. Kami pilih tempatnya di Bandung dengan alasan keselamatan mereka, Bonek sangat berselisih dengan The Jak, supporter bola dari Persija Jakarta.
Kabarnya mereka punya bukti foto kalian sedang membakar bendera Bonek dari akun Twitter PWG?
Sansan: Sama sekali nggak benar, kalau di cek di timeline kami juga nggak ada. Gue justru tahu isu ini karena baca Hai Online. Mereka juga masih mencari fotonya. Kalau memang ada silakan diusut dan diperpanjang, dibawa ke jalur hukum. Kalau memang ada berarti kami salah. Sementara sampai sekarang ini faktanya foto itu tidak ditemukan.
Siapa personil PWG yang suka menonton sepak bola?
Sansan: Nggak ada. Paling belakangan ini kami nonton bola karena TimNas Indonesia menang terus. Jadi anak-anak nonton bareng piala AFF dan paling Piala Dunia tempo hari.
Aldy: Anak-anak sendiri juga nggak ada yang suka banget sama bola, diajak main futsal aja pada males kok.
Apakah pihak Bonek meminta maaf karena kalian dipukuli anggota mereka?
Sansan: Nggak sama sekali, mereka bilang kalau ini persiteruan yang nggak selevel karena Bonek sudah lama berdiri, sementara PWG adalah band yang baru berdiri.
Aldy: Ya, nggak apa-apa, lagian nggak mungkin juga selevel, lawan kami supporter bola.
Apakah itu konser pertama kalian di Surabaya?
Aldy: Nggak, sudah sekitar 6 kali kami main di Surabaya.
Kapan terakhir kali main di Surabaya?
Aldy: Kami terakhir main di Surabaya aman-aman aja, karena dorks disana juga sudah berkoordinasi.
Kembali ke masalah insiden pemukulan. Bagaimana kronologinya?
Sansan: Karena cuma crew yang ke venue, gue dan player yang lain tetap di hotel. Setelah tahu nggak jadi manggung akhirnya kami memutuskan tetap berangkat ke radio untuk promosi album baru kami. Kami naik taksi ke sana. Ternyata ujungnya wawancara ini malah mendatangkan massa Bonek ke radio tersebut. Katanya, sewaktu kami lagi wawancara, para Bonek ini sedang berkumpul buat membicarakan rencana penyerbuan besok.
Berapa orang Bonek yang datang ke radio tersebut?
Sansan: Sekitar 30 orang sih. Nggak sampai 50 orang. Dan mereka semua datang naik motor. Itu kejadiannya sebelum selesai wawancara. Jadi pas kami datang, mereka belum ada.
Aldy: Suasananya dari awal emang sudah nggak enak, pihak radionya juga jadi ketakutan. Sebelum selesai wawancara kami dievakuasi. Gue sama Omo (keyboardist) dan Dochi (vokal/bass) selamat, mereka (Sansan, Reggi, Ayi) ketinggalan. Taksinya Sansan lama datangnya. Sampai dihotel gue telepon Sansan tapi handphone-nya sudah nggak aktif. Ternyata Reggie yang kena pemukulan.
Sansan: Dan orang yang gebukin Reggi datang pas forum kemarin. Secara pribadi dia minta maaf, tapi bukan atas nama Bonek. Reggi dipukul dengan tangan dan pakai helm sampai berdarah.
Kabarnya setelah pemukulan itu kalian sempat di evakuasi polisi?
Sansan: Iya, kebetulan ada seorang intel lagi patroli karena jalan sekitar itu adalah jalan protokol, kalau di Jakarta seperti Jalan Sudirman lah. Waktu itu kami sempat diamankan di pos satpam dan akhirnya polisi datang dua mobil, kami dibawa pakai mobil polisi untuk diamankan di kantor polisi. Tapi polisi datangnya lama banget. Karena sampai ke kantor polisi pun kami masih diikuti. Dan saat itu kami ditanya pihak kepolisian, apakah mau diperpanjang atau diusut? Reggie bilang nggak usah. Lalu kami dijemput panitia dan dipindahkan hotelnya. Tapi kami tetap nggak jadi main. Besok paginya kami pulang ke Jakarta.
Sansan: Kalo gitu sama aja menukar nyawa dong...
Aldy: Pakai logika aja, kalau itu memang bagian dari promo, band jadi besar, tapi nyawa hilang buat apa dong?
Kabarnya ada salah seorang artis yang pernah diceritakan salah satu dari kalian tentang strategi promosi menggunakan komunitas Anti PWG ini?
Sansan: Nggak mungkin banget lah. Gue sendiri aja sudah muak denger APWG, ini lagi muncul masalah baru. Waktu masalah APWG sudah reda muncul lagi masalah ini.
(Tak lama kemudian pemain bass sekaligus leader Pee Wee Gaskins, Dochi, hadir di kantor Rolling Stone dan segera bergabung dalam wawancara ini.)
Kabarnya Anda sempat bicara dengan salah seorang bassist terkenal tentang kalian yang membentuk sendiri komunitas Anti PWG?
Dochi: Nggak pernah. Kalau ngomong sama dia masalah bass doang. Kemarin kami juga sempat ditanya seperti itu, tapi ya nggak mungkin lah. Ngapain banget, lebih banyak ruginya daripada untungnya kalau seperti itu.
Ada keinginan untuk melanjutkan kasus ini ke jalur hukum?
Dochi: Memang rencananya dilanjutkan. Pokoknya itu akan kena pasal berlapis, di antaranya, perbuatan yang tidak menyenangkan, pencemaran nama baik melalui gambar dan tulisan.
Kalian didampingi pengacara?
Dochi: Belum tahu persis karena itu label kami yang mengurus. Yang kami concern pelakunya. Kemarin kami sempat nge-tweet juga bagi para dorks yang tahu ada isu kayak gitu tolong di print screen dan dilaporin ke kami. Banyak e-mail yang masuk, tapi sayang bukan fotonya.
Ini ancaman terberat kalian selama berkarir di industri musik?
Dochi: Oh iya, jelaslah. Ini taruhannya nyawa kami terancam. Tapi ada kejadian lucu juga. Pas kemarin sesudah pertemuan dengan Bonek, perwakilannya nyamperin gue dan nanya, “Kamu yang namanya Dochi? Sebentar yah,” gue kaget juga, ada apa lagi ini? Ternyata dia menelepon dan memberikan ponselnya ke saya, “Ini pacar saya mau ngomong, dia penggemar kamu” (tertawa). Sementara mereka yang tua membawa anak-anaknya dan mereka malah minta foto bareng kami (tertawa).
Sumber : www.rollingstone.co.id
Bonek kejam euih , kalo makassar gak mungkin di giniin . tapi APWG bukan ancaman PWG .
BalasHapuskarna APWG semua orang sudah kenal PWG .